Review Film Luckiest Girl Ever (2022): Melihat Lebih Dekat Perjalanan Perempuan Menuntut Keadilan Dalam Kasus Pemerkosaan
Netflix baru-baru ini mengeluarkan film terbaru yang menjadi fast movie hits tahun 2022. Film ini memiliki genre yang cukup menarik perhatian dimana membawa genre cerita seorang perempuan dengan masa lalu kelamnya.
Cerita ini mengangkat kisah tentang Ani Fanelli sebagai wanita New York dengan kehidupan yang tampak sempurna dan luar biasa, faktanya Ani menyembunyikan masa lalu yang kelam di dalam hidupnya yang membuat kehidupan Ani tampak penuh dengan trauma.
Ani memiliki karir bergengsi di sebuah majalah populer, selalu tampil dengan pakaian bermerek, dan akan segera menikah dengan pria impiannya.
Hingga, pada suatu saat Ani diminta untuk membagikan kesaksiannya atas insiden yang terjadi di Sekolah Brentley yang menjadi awal mula terbukanya kisah Ani serta keberanian Ani untuk menceritakan kisah kelamnya sebagai korban pemerkosaan selama 28 tahun yang di pendam olehnya.
Film ini berhasil membawa kisah sosok Ani dan kehidupannya sebagai korban pemerkosaan yang menuntut keadlian atas nama dirinya, membuat film ini cukup hangat dan mendapat antusias banyak bagi penyuka film dengan genre serupa.
Sinopsis Film
Film ini bertumpu pada kisah kelam dari Ani Fanelli sebagai korban pemerkosaan atas perlakuan temannya di pesta saat bersekolah dahulu di sekolah Brentley. Dalam film ini juga menampilkan bagaimana perjalanan korban pemerkosaan menuntut keadilan atas hidup dan nama dirinya.
Film ini juga menampilkan bagaimana perjuangan Ani sebagai korban pelecehan seksual untuk survive demi kebaikan hidupnya dan impiannya.
Dalam film Luckiest Girl Ever menggambarkan bagaimana perjuangan dan tindakan yang tepat dalam menuntut keadilan bagi Korban pelecehan seksual. Ditambah, dengan alur cerita yang sedikit mengambil alur maju dan alur mundur membuat film ini terlihat lebih kompleks.
Di film ini mampu menampilkan bagaimana sosok Ani yang mengalami trauma akan pelecehan seksual yang terjadi, dengan tuntutan sosok Ani yang berusaha keras merubah stereotype dan pandangan atas dirinya sebagai korban pelecehan seksual.
Dalam film ini juga tidak hanya menampilkan sisi Ani sebagai korban pelecehan seksual dengan kehidupan karirnya yang cemerlang, tetapi berhasil membawa pandangan baru untuk setiap pemerannya. Tak ketinggalan juga, bagaimana alur cerita ini menampilkan sisi kelam masing-masing individu yang membuat film ini terlihat lebih full.
Mulai dari peran, latar, hingga alur cerita membuat film ini lebih terlihat menarik dan tidak monoton. Penyampaian warna baru kisah perempuan tangguh menuntut keadlian atas kasus pemerkosaan ini menjadi nilai eksklusif yang membawa highlight dan nilai baru bagi semua.
Tak Ada Nilai Yang Sebanding Kecuali Keadilan Bagi Korban Pelecehan Seksual
Dalam film ini bagaimana traumanya sosok Ani atas kasus pelecehan seksual yang terjadi pada dirinya, bagaimana ia berusaha keras melupakan kejadian yang dialami dengan tidak adanya keadilan di dalamnya hingga ia harus menutupi kisah kelamnya hingga 28 tahun lamanya.
Film ini juga berhasil menampilkan pembelajaran baru untuk semua, dimana keadilan bagi korban pelecehan seksual masih belum terbuka lebar untuk menuntut keadilannya.
Banyak dari korban berusaha untuk menutupi, melupakan dan tidak ingin melakukan tindakan apapun. Bukan karena terpaksa, tetapi karena tidak adanya ruang yang tepat untuk para korban menuntut keadilannya diruang yang sama, dan selalu berusaha menutupi segala kejahatan pelaku pemerkosaan demi nama baik padahal, hal itu sangat menyakitkan untuk dirinya dan membuatnya merasa menjadi korban seumur hidupnya
Di film ini juga digambarkan bagaimana sosok Ani yang tangguh berusaha untuk menghilangkan segala masa lalunya dan menahan traumanya untuk itu, karena alasan stereotypes yang lahir terhadap korban pelecehan seksual hingga merasa takut akan pandangan orang akan dirinya.
Film ini juga menggambarkan bagaimana perempuan yang
menjadi korban pemerkosaan sulit mendapat ruang keadlilan yang sama di mata publik
dan masih harus menanggung stereotype - streotype yang hadir menyelimuti
perempuan korban pemerkosaan.
Film ini juga berhasil menggambarkan bagaimana sosok Ani sebagai korban pelecehan seksual dan usahanya dalam menuntut keadlian atas nama dirinya,
Bukan hanya itu, film ini juga berhasil menampilkan bagaimana sosok Ani yang harus berjuang berdamai dengan keadaannya dan berusaha menghilangkan traumanya yang dirasa cukup berat.
Film ini mampu memberi kita semua pembelajaran, bagaimana korban pelecehan seksual masih dianggap tabu dan dinilai memalukan hingga sosok Ani harus merahasiakan dan menghadapi kebenaran gelap yang mengancam dirinya saat mengungkap kehidupannya yang selama ini sempurna, faktanya itu menyakitkan dirinya.
Film ini juga berhasil membawa nilai baru dimana sudah saatnya speak up diatas nama korban tanpa adanya pandangan jelek yang menyelimuti.
Komentar
Posting Komentar