Langsung ke konten utama

Purple Hearts Netflix: Stereotype Dan Kisah Cinta Seorang Tentara Di Lingkup Masyarakat

 

 
Sumber Gambar: https://google.com/netflix.com

Sempat rame di dunia jagat maya dengan fenomena “halo dek” sebagai istilah yang dilontarkan untuk para anggota instansi Tentara dan Polri yang dianggap cringe dan lebay akan seragam dan pekerjaan. Karena hal ini banyak stereotypes yang menggambarkan bagaimana sosok para anggota instansi tersebut yang dianggap berlebihan di tengah masyarakat. Tak sedikit banyak yang bercerita tentang pengalaman atau kisah bersama para tentara yang dikemas lucu dan tak biasa.

Purple Hearts membawa kisah itu dalam alur filmnya, berkisah seorang musisi Cassie dan seorang tentara Luke yang melakukan kawin kontrak demi memenuhi kebutuhan masing-masing. Dalam film ini ada hal menarik yang menjadi highlight film ini, yaitu pandangan atau stereotype seorang pekerja tentara yang dianggap suka main cewek, kasar, gila hormat dan mesum.

1. Premis Cerita Yang Dihadirkan

Bagaimana pandangan kisah cinta tentara dan orang biasa dengan banyaknya strereotype yang menyelimutinya? Kisah cinta dalam Purple Hearts menggambarkan cinta kontrak dengan keuntungan masing-masing dimana Cassie yang memilki sebuah penyakit harus membeli insulin perbulan tidak sanggup lagi untuk membeli dan mencukupi kebutuhan akan penyakitnya dikarenakan mahalnya pembelian obat tersebut dan Luke dengan hutang-hutangnya semasa muda yang belum lunas. 

Keduanya disatukan karena permasalahan finasial masing-masing. Kisah pertemuan keduanya pun tidak disengaja, saat Cassie bekerja di Bar dan Luke yang datang bersama temannya. Disinilah pertemuan manis itu terwujud menjadi perjalanan cinta keduanya.

Film Purple Hearts ini juga membangun premis tentang hal-hal yang terjadi jika menikah dengan tentara seperti mendapatkan uang tunjangan, nikah sah dengan keputusan militer dan hal lainnya yang menjadi lumrah dalam kehidupan tentara. Tapi dibalik itu, ada perbedaan karakter keduanya yang unik untuk dibahas baik itu Luke Morrow (Nicholas Galitzine) dan Cassie Salazar (Sofia Carson). Kisah mereka dalam hubungan di film ini tidak selalu berjalan mulus, banyak hambatan dan masalah yang dihadapi keduanya selama menikah dalam status kontrak tersebut yang membohongi militer dan keluarganya.

 
Sumber Gambar: https://google.com/netflix.com

Perbedaan pandangan menjadi nilai utama yang diangkat di dalam film ini. Bagaimana tokoh Cassie Salazar yang digambarkan dengan karakter bebas, feminis dengan ideologi sosialismenya, ditambah dengan kehidupannya yang lahir dari seorang pekerja imigran yang terpinggirkan. membuat Cassie memiliki banyak pandangan akan kehidupan. Dan Luke dengan pandangan prajurit militernya yang kuat, sedikit misoginis, terkadang memiliki pandangan dirinya yang menggeser tentang kesetaraan perempuan, prajurit yang maskulin, terkadang egois, tetapi mempesona dengan kerendahan hatinya yang memikat.

Ditengah perbedaan karakter itulah yang menjadi point menarik dari kisah cinta mereka yang unik dan harus bersatu untuk menerima satu sama lain dengan menjalani hidup sebagai pasangan ditengah perbedaan tersebut.

2. Keunikan Dari Film Purple Hearts

Walaupun film ini mengangkat cinta tentara dan warga biasa, tetapi premis cerita fillm ini mampu membawa hal baru dalam genre romantis yang biasa dihadirkan di Netflix. Film ini membawa kita akan pandangan baru tentang menilai setiap kehidupan, pekerjaan, impian dan bagaimana solusi serta plannning kita akan pemecahan masalah dalam kebutuhan harian. 

Bagaimana kisah cinta ini rumit karena persoalan financial keduanya, tapi tidak menghalangi cinta keduanya pula. Film ini menjadi angin segar untuk anda yang menyukai genre romantis dan bagaimana setiap manusia punya kisahnya sendiri dalam menemukan jodohnya, salah satunya Purple hearts cinta mereka bersatu melalui pernikahan kontrak yang tak terduga.

Film ini mampu menonjolkan setiap karakter yang ada, dan menceritakan setiap permasalahan keduanya dan bagaimana cara keduanya menyelesaikan permasalahan tersebut. walaupun alur dari film ini mudah untuk ditebak, tetapi tidak menghilangkan kisah uniknya dimana kisah tentara dan musisi Bar menemukan kisahnya yang membawakan inspirasi baru dalam film bergenre romantis kali ini.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film Luck (2022) : Kita Berharga Walaupun Tidak Sempurna

  Luck sebuah sequel film kartun komedi yang ditayangkan di tahun 2022 ini berhasil menyedot khalayak umum dengen genre yang cukup relateable untuk semua. Film ini memiliki vibes yang hampir sama seperti Pixar hanya saja, film ini bukan berasal dari pixar. Film L uck adalah film animasi komedi fantasi yang disutradarai Peggy Holmes dimana, alur film ini sangat ramah keluarga yang memiliki penggalan makna yang anti gagal di dalam filmnya. Film luck mengisahkan Sam Greenfield sebagai orang paling sial di dunia. Sam seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan tiba-tiba, menemukan sebuah keajaiban di dalam hidupnya. Di mana, dirinya menemukan tanah Keberuntungan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dia harus bersatu dengan makhluk ajaib di sana untuk membalikkan peruntungannya. Dalam perjalanan menemukan keberuntungannya inilah banyak sepenggal pembelajaran berharga yang membuat diri Sam merasakan kehadiran sebuah kesialannya sebagai perjalanannya untuk mengubah hidupnya ...

Kita Bisa Menjadi Kartini Baru Untuk Diri Sendiri

Setiap tanggal 21 April, Indonesia tidak pernah luput memperingati hari lahirnya seorang tokoh yang tidak hanya menjadi inspirasi bagi kaum perempuan di Indonesia, tetapi juga bagi pergerakan kesetaraan gender di seluruh dunia. Kisah yang menginspirasi mengenai sosok Raden Ajeng Kartini tidak pernah luput dalam perannya yang memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan sosial. Kartini lahir pada tahun 1879 di sebuah desa kecil di Jepara, Jawa Tengah, pada masa ketika kaum perempuan di Indonesia menghadapI keterbatasan besar dalam hal pendidikan dan kebebasan. Salah satu karya terpentingnya adalah surat-surat yang ditulis untuk sahabatnya di Belanda, bagaimana pemikiranya serta pandanganya tentang perempuan dan masyarakat pada masa itu. Surat-surat tersebut menjadi bukti keinginannya untuk membebaskan perempuan dari belenggu tradisi yang membatasi potensi para perempuan. Keresahan Kartini serta semangatnya menjadi bukti nyata, dedikasi Kartini untuk perempuan d...